MENIKAH VS TRAVELING
Yang paling
ditakutkan para wanita traveler tentang menikah adalah kehilangan kebebasan. Betul,
tidak? Setidaknya itu yang saya rasakan sebelum benar-benar menikah dan punya
anak. Tapi, kemudian apa yang terjadi? Ternyata semua kecemasan saya tidak
terjadi sama sekali.
Selepas menikah bahkan punya anak, saya masih punya kebebasan untuk terbang kesana-kemari melakukan perjalanan yang saya sukai. Banyak teman-teman (yang sudah sama-sama menikah) melontarkan komentar iri dengan keberuntungan saya. Ya, saya dianggap beruntung karena walaupun sudah menikah, tapi masih punya kebebasan melakukan traveling – salah satu hobi saya yang sulit untuk dihilangkan (namanya juga hobi :p).
Selepas menikah bahkan punya anak, saya masih punya kebebasan untuk terbang kesana-kemari melakukan perjalanan yang saya sukai. Banyak teman-teman (yang sudah sama-sama menikah) melontarkan komentar iri dengan keberuntungan saya. Ya, saya dianggap beruntung karena walaupun sudah menikah, tapi masih punya kebebasan melakukan traveling – salah satu hobi saya yang sulit untuk dihilangkan (namanya juga hobi :p).
Sebetulnya, setelah
menikah siapa pun bisa saja tetap seperti saya, bisa traveling kemana pun yang disukai. Asal tahu saja, beberapa hal
yang memang harus dipenuhi. Berikut tip-tip yang bisa saya berikan:
1. Pilih
Pasangan yang Mengerti Jiwa Petualangmu
Perjanjian
pranikah di jaman modern seperti sekarang rasanya bukan lagi hal yang tabu.
Sangat penting bagi para calon mempelai pengantin untuk merumuskan hal-hal
penting yang nantinya harus disepakati bersama setelah menikah. Nah, bagi kamu
yang punya hobi traveling tidak ada
salahnya mencantumkan masalah diberi kebebasan melakukan traveling setelah menikah nanti agar jiwa petualangmu tetap
tersalurkan sebagaimana mestinya. Percaya deh, jika pasangan kita benar-benar
mencintai kita, maka dia akan mengerti jiwa petualang yang kita miliki bahkan
siapa tahu dia akan tertular jadi hobi traveling
juga!
2. Miliki
Tabungan Pribadi
Sister
... pastinya setelah menikah akan banyak pos pengeluaran tiap bulannya. Itu
sudah jadi rahasia umum, makanya orang setelah menikah jadi terkesan pelit
karena jarang-jarang mentraktir kita nonton atau makan-makan. Jika kamu ingin mempertahankan
hobi traveling-mu setelah menikah,
memiliki tabungan pribadi adalah wajib! Jangan pernah lupa menyisihkan 10-20%
penghasilanmu (saya biasanya bukan gaji pokok, tapi penghasilan dari side job) ke dalam tabungan pribadi.
Eiitt
... kalau penghasilan bulanan kita pas-pasan bagaimana? Ya, tidak ada jalan
lain selain kita harus mau mencari penghasilan tambahan. Kalau mau
bersenang-senang memang sebelumnya harus mau bersusah-susah dulu. Ingat
peribahasa: Berakit-rakit ke hulu, berenang-renang ke tepian. Berakit-sakit
dahulu, bersenang-senang kemudian. Tapi, mudah-mudahan untuk mewujudkan hobi
kita tidak perlu sakit dahulu ya ... :D
3. Buat Jadwal
Traveling di Awal Tahun
Para
Emak hobiis traveling ... ngecek
kalender di awal tahun sangat penting. Buat ngecek tanggal-tanggal merah alias
waktu libur nasional, buat orang kerja atau anak sekolah. Merencanakan acara traveling jauh hari jauh lebih baik bagi
para Emak. Mengapa? Karena para Emak jauh sebelum bepergian harus memastikan
terlebih dahulu situasi kondisi rumah aman terkendali!
4. Atur Waktu
antara Family Traveling dengan Solo Traveling
Setelah
menikah memang tidak ada yang namanya kebebasan sama seperti waktu kita masih single. Tetap saja, ada beberapa
kepentingan keluarga yang harus diutamakan di atas kepentingan pribadi. Setelah
menikah kita tidak bisa terlalu egois untuk melakukan terus solo/group traveling, ada baiknya memang
dipadukan dengan family traveling.
Jangan takut, family traveling kalau
perencanaannya matang tidak kalah seru dengan solo/group traveling.
5. Buat
Kesepakatan dengan Pasangan tentang Lama Traveling
Berapa
lama kita boleh melakukan traveling
tanpa pasangan dan anak sangat bergantung pada kesepakatan dengan pasangan.
Saya sendiri punya kesepakatan dengan pasangan paling lama satu minggu (7
hari). Hal itu termasuk reasonable
karena selama saya tidak ada, otomatis pengasuhan dan pengawasan anak sepenuhnya
ditanggung pasangan saya. Dan, tidaklah mudah mengasuh anak sendirian apalagi
kalau di rumah tidak memiliki asisten rumah tangga atau baby sitter. Nah, kamu silahkan buat kesepakatan sendiri dengan
pasangannya :D
6. Hasilkan
Karya dari Traveling-mu
Banyak
orang yang bilang, traveling itu
hanya menghambur-hamburkan uang! Ya, mungkin ada benarnya, jika si pelaku traveling hanya berhura-hura selama
melakukan perjalanan. Tapi, bagi saya tidak demikian. Kegiatan traveling lebih mengarah pada penyatuan
unsur jiwa, alam, dan masyarakat.
7. Tunjukkan
Traveling Membuatmu Semakin Bahagia
Setiap
orang pasti punya tujuan masing-masing ketika melakukan traveling. Salah satu hal yang membuat pasangan saya sampai
sekarang tetap mengijinkan saya traveling
adalah karena setiap pulang traveling
saya nampak semakin bahagia. Saya biasanya suka sekali bercerita pada pasangan
saya hal-hal menarik, baik yang menyenangkan atau memprihatinkan yang saya
jumpai selama traveling. Bahkan kalau
saya kelihatan suntuk, pasangan saya pasti menyarankan saya untuk traveling entah family traveling ataukah solo/group
traveling.
EmoticonEmoticon