Winter in Tokyo: Cinta Itu Ga Maksa

WINTER IN TOKYO: CINTA ITU GA MAKSA
(Review Film)

  

"Karena Cinta Harus Dirasa, Bukan Dimengerti"
 
Siapa penggemar Ilana Tan? Jika itu kamu, pastinya kamu adalah penyuka novel-novel romantis berlatar empat musim di negara asing. Nah, bagi para penggemar Ilana Tan berbahagialah karena tanggal 11 Agustus 2016 nanti salah satu novelnya akan ditayangkan lagi ke film layar lebar, yaitu "Winter in Tokyo".   

Bagi yang belum pernah baca novel "Winter in Tokyo" saya kasih bocoran sedikit tentang cerita film ini. Tokoh utama dalam film "Winter in Tokyo" adalah Ishida Keiko, darah blasteran Indonesia-Jepang yang tinggal di Tokyo. Keiko adalah seorang gadis yang periang, kutu buku, dan imajinatif. Makanya, ia memilih pekerjaan sebagai penjaga perpustakaan umum di Shinjuku agar bisa membaca buku sepuas-puasnya. Keiko memiliki saudari kembar bernama Naomi yang bekerja sebagai model.

Keseharian Keiko, ia berteman baik dengan kakak beradik Sato Haruka dan Sato Tomoyuki. Haruka adalah seorang penata rambut di Harajuku dan adiknya masih kuliah di jurusan hukum. Ketiganya selalu berbagi keceriaan dan saling mendukung satu sama lain karena kebetulan tinggal di gedung apartemen yang sama.


Suatu hari, datanglah Nishimura Kazuto menjadi bagian dari mereka. Kazuto menempati kamar apartemen 201 berdekatan dengan kamar apartemen Keiko yang menempati nomor 202. Kazuto baru datang kembali ke Tokyo setelah sepuluh tahun hijrah ke New York dan menjadi fotografer terkenal di negara Paman Sam tersebut. Peran Kazuto dalam film ini dimainkan oleh Dion Wiyoko yang cool banget deh jadi Kazuto!


Hubungan Kazuto dan Keiko mulai dekat karena Keiko sering menemani Kazuto berkeliling kota Tokyo yang dalam pandangan Kazuto sudah sangat berubah dari sepuluh tahun sebelumnya. Kenyamanan pertemanan yang dirasakan oleh Keiko maupun Kazuto akhirnya menumbuhkan perasaan cinta dalam hati keduanya. Sayangnya, suatu hari Kazuto mengalami kecelakaan parah hingga lupa ingatan. Ketika sembuh, Kazuto malah ingat pada sosok Iwamoto Yuri, kekasih masa lalunya yang justru telah membuat hatinya terluka dan membuat dirinya melarikan diri ke Tokyo karena tidak bisa menerima penghianatan Yuri yang menikahi laki-laki lain. 

Lalu, bagaimanakah dengan nasib Keiko yang harusnya menjadi kekasih Kazuto saat ini? Nah, untuk kisah selanjutnya ... tonton saja ya, 11 Agustus 2016 nanti di bioskop kesayangan kamu. Dijamin pada baper deh, seperti yang diungkapkan oleh Pamela Bowie, pemeran Keiko dalam film "Winter in Tokyo" ini. Katanya, "Dalam film Winter in Tokyo kita bisa melihat bahwa cinta itu ga maksa, tapi dirasa. Cinta itu bisa membuat kita rela berkorban apa saja asal orang dicintai itu bahagia." Lalu, Pamela menambahkan dengan sebuah quote-nya: "Tidak perlu waktu lama untuk kita jatuh cinta pada seseorang ketika kita merasa nyaman dengan orang tersebut." Fuihh ... ngena banget ya quote dari Pamela ini? Hehe ... Quote tersebut juga diiyakan oleh Brigitta Cynthia yang akrab dipanggil Gigi, mantan personil Cherrybell yang dalam film ini memerankan tokoh Haruka, sahabat Keiko.

 
"Pokoknya aku baper deh, dari awal reading naskah dengan kisah cinta Keiko dan Kazuto ini. Gila, menyentuh bangettt ...!!". Yup, dalam cerita novel pun Keiko memang dengan tegarnya berusaha menerima kenyataan Kazuto yang tidak lagi mengingatnya. Demi rasa cintanya yang mendalam pada Kazuto, ia rela melepas Kazuto kembali dengan Yuri. Oya, dalam film "Winter in Tokyo" juga ada Morgan Oey lho! Ia memerankan tokoh Kitano Akira, seorang sensei yang juga teman masa kecil Kazuto, yang merupakan cinta pertama Keiko, walau kemudian Keiko menyadari itu sebuah kesalahan. Tokoh Yuri sendiri diperankan oleh Kimberly Rider.




Proses syuting film "Winter in Tokyo" 100% dilakukan di Tokyo Jepang. Jadi, bagi kamu yang suka traveling bisa jadi bahan rekomendasi deh .. buat next destination traveling karena visualisasi keindahan kota Tokyo dihadirkan dalam film ini. Cerita film pun benar-benar menggambarkan seluruh kisah yang ditulis dalam novel karena selama proses pengerjaan film, sang penulis Ilana Tan selalu dilibatkan bahkan sampai pada proses casting pemain. Wow, luar biasa ya! Dan, biar ikutan terkenal saya pun menyempatkan diri untuk berfoto ria dengan Keiko dan Haruka setelah proses wawancara. Cheerrs ...



***

     


Review Film "UNTUK ANGELINE"

FILM "UNTUK ANGELINE": SATU MAHA KARYA UNTUK ANAK INDONESIA
STOP KEKERASAN TERHADAP ANAK



Rindu dengan film anak Indonesia? Well, saya rekomendasikan film berjudul "Untuk Angeline" jadi tontonan wajib keluarga Indonesia. Film ini mulai tayang serentak di Indonesia pada tanggal 21 Juli 2016 dalam rangka memperingati hari Anak Nasional Indonesia yang diperingati setiap tanggal 23 Juli (sesuai dengan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 1984 tanggal 19 Juli 1984).

Mengapa film "Untuk Angeline" layak untuk dijadikan tontonan wajib keluarga Indonesia? Alasan utamanya karena film tersebut terinspirasi dari kisah nyata salah satu anak Indonesia yang mengalami bentuk kekerasan fisik dan psikis dari orang orang tua (walaupun orang tua angkat). Hal ini, jelas dapat menggugah hati nurani kita sebagai penonton untuk ikut berpartisipasi aktif dalam melakukan segala macam upaya agar kekerasan terhadap anak dalam bentuk apa pun STOP di dunia ini, apalagi di bumi pertiwi kita Indonesia.

Film "Untuk Angeline" merupakan salah satu maha karya Jito Banyu, sang sutradara yang diproduseri oleh Niken Septikasari. Cerita "Untuk Angeline" sendiri ditulis oleh Lele Laila Nurazizah. Film ini didukung oleh banyak aktor dan aktris ternama, seperti: Kinaryosih (Aktris pemenang IMA 2007 untuk kategori Peran Pembantu Utama), Roweina Umboh, Hans De Kraker, Paramita Rusadi, Dewi Hughes, Kak Seto Mulyadi. Tokoh Angeline sendiri diperankan oleh Naomi Ivo yang bisa dikatakan sebagai cikal bakal pengganti aktris cilik sukses sekelas Sherina, Tasya, dan Joshua di masanya. 



Dilihat dari alur ceritanya, tindak kekerasan yang dialami oleh Angeline dipicu oleh masalah keuangan. Di mana Terry (diperankan oleh Roweina Umboh), ibu angkat Angeline merasa tidak suka kalau suaminya, John (diperankan oleh Hans De Kraker) lebih menyayangi Angeline yang dianggap hanya sekedar anak adopsi dibandingkan dengan anak bawaaannya, Kevin. Maka, setelah John meninggal Terry dan anaknya Kevin semakin bersikap semena-mena terhadap Angeline. Hal yang mengenaskan dalam cerita film ini adalah sikap tidak berkeprimanusiaan Terry dan Kevin yang memaksa Angeline untuk makan makanan kucing peliharaan mereka dan tidak diperbolehkan makan makanan manusia (nasi sekali pun), selain tiap hari diberi hadiah pukulan. Angeline benar-benar diperlakukan sangat buruk karena disamakan dengan binatang.

Karakter Angeline digambarkan benar-benar mewakili realitas karakter anak-anak Indonesia secara umum: lugu, baik, manis, introvert, dan tak berdaya. Hal ini, bikin hati kita teriris menyaksikan ketidakberdayaan Angeline menerima setiap penyiksaan terhadap dirinya. Dan, saya sendiri suka banget dengan pembawaan Roweina Umboh yang sukses abis jadi ibu super judes juga tega sadis, Terry, ibu angkat Angeline.

      Naomi Ivo, Pemeran Angelina

Yang saya rasa kurang greget adalah ending film ini yang berakhir dengan adegan ibu kandung Angeline (Samidah) berziarah ke kuburan Angeline. Menurut saya, akan lebih menghentak kalau ending film ini ditutup dengan pernyataan hakim yang menyatakan kalau Terry terbukti bersalah telah menyiksa dan membunuh Angeline lalu dijatuhi hukuman penjara seumur hidup. Tapi, katanya sih emang ga boleh karena kasus hukum peristiwa pembunuhan Angeline masih berjalan, belum sepenuhnya tuntas disebabkan terdakwa naik banding. 

Acara pers conference film "Untuk Angeline" diselenggarakan di Plaza Senayan yang dihadiri oleh para tokoh pemeran film "Untuk Angeline". Selain itu, juga sejumlah tokoh baik dalam industri perfilman maupun tokoh masyarakat, bahkan saya juga lihat ada pejabat pemerintah yang hadir, yaitu Ibu Yohana Yembise (Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak).


Sayangnya, saya hanya sempat berfoto ria dengan Teuku Rifnu Wikana sebagai Santo (Ayah Kandung Angeline) bersama teman-teman KOPI. Pas ketemu dengan beliau, serentak kami bilang: "Nah, ini diaa ... penyebab penderitaan Angeline!". Dan, kami tertawa bersama sebelum foto.


Oya, tips dari saya kalau mau nonton film "Untuk Angeline", bawa tisu yang banyak. Dijamin deh, pada nangis bombay ... dan, mari kita lakukan STOP KEKERASAN TERHADAP ANAK INDONESIA atau di mana pun di dunia ini!

  



Video Writing Technic

Video Writing Technic